![]() |
Source: https://www.acm.org/diversity-inclusion/words-matter |
"Words have direct and indirect impacts on the people who hear or read them." -unknown.
Kamu percaya nggak kalau kata-kata yang baik bisa punya kekuatan untuk menyembuhkan, menguatkan, bahkan mengubah hidup seseorang? Pernah dengar cerita tentang tanaman layu yang bisa tumbuh subur lagi hanya karena diberi kata-kata baik? Kedengaran ajaib, kan?
Waktu kecil, aku jarang mendengar kata-kata baik tentang diriku, seperti: “Kamu hebat” atau “Aku bangga sama kamu." Aku tumbuh di lingkungan yang, jujur saja, lebih sering dipenuhi sama kata-kata negatif. Hasilnya? Aku tumbuh jadi orang yang susah percaya diri, sering banget merasa nggak cukup baik. Suatu kali, seseorang bilang ke aku, “Kamu punya bakat luar biasa, jangan takut untuk bicara agar dunia mendengarkanmu."
Kata-kata itu terus teringat sampai sekarang. Ucapan itu membuatku percaya pada kemampuanku sendiri. Saat itulah aku sadar bahwa kata-kata baik bisa menyentuh hati lebih dalam daripada yang kita kira. Sejak saat itu, aku mulai mengerti pentingnya kata-kata baik, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Satu hal yang aku sadari lebih dalam lagi. Pengalaman masa kecilku yang penuh dengan kata-kata negatif ternyata berpengaruh pada cara aku berhubungan dengan orang lain. Di balik rasa rendah diri dan ketidakpercayaan diri yang sering datang, aku mulai menyadari bahwa love language atau bahasa cinta utamaku adalah words of affirmation atau kata-kata penegasan. Mungkin, ini karena dulu aku kurang mendapatkan kata-kata itu. Aku merasa bahwa cinta dan perhatian yang kuinginkan dalam hidup ini datang dalam bentuk kata-kata yang memberiku rasa aman dan dihargai.
Ini bukan hanya tentang kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, tetapi juga tentang bagaimana aku belajar memberi kata-kata yang baik kepada diriku sendiri. Kata-kata positif seperti, “Kamu cukup," atau “Kamu layak mendapatkan yang terbaik," adalah bentuk afirmasi yang membantuku merawat diri secara emosional. Berkat semua itu, aku jadi merasa lebih percaya diri dan merasa berharga.
Tanpa sadar, bahasa cinta ini mengubah cara aku berinteraksi dengan orang lain. Aku lebih sering memberi pujian dan kata-kata yang mendukung, karena aku tahu seberapa besar dampaknya. Aku juga mulai lebih peka dengan bagaimana kata-kata yang kuucapkan dapat mempengaruhi orang lain, baik itu memberi semangat atau malah membuat mereka merasa jatuh.
![]() |
Source: https://id.pinterest.com/pin/705587466638701692/ |
Coba bayangin, kamu adalah tanaman. Kata-kata baik adalah air yang menyegarkanmu, sementara kata-kata buruk seperti racun. Mana yang kamu pilih untuk tumbuh?
Bayangkan kalau kita semua bisa saling memberi kata-kata baik dengan tulus. Kita bisa menjadi semacam penyembuh bagi satu sama lain. Kata-kata baik itu seperti air yang menyegarkan, memberikan hidup dan kebahagiaan bagi siapa pun yang menerimanya. Bagi diriku, kata-kata afirmasi ini adalah air yang menyuburkan taman batinku yang sempat layu karena kurangnya rasa percaya diri.
Sekarang, aku berusaha untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata, baik untuk diriku sendiri maupun orang lain. Aku sadar, kata-kata yang baik bisa memperbaiki dan merawat jiwa yang terluka. Kadang, kata-kata yang sederhana bisa memberi dampak yang besar, bahkan lebih besar dari yang kita duga. Seperti benih yang tumbuh perlahan, kata-kata baik itu menyentuh dan membentuk seseorang menjadi lebih kuat. Mereka memberi kekuatan untuk bangkit, untuk terus melangkah meskipun dunia terasa sulit.
Mulai sekarang, yuk, biasakan memberikan kata-kata baik, buat diri sendiri dan orang lain. Kadang, kita nggak tahu seberapa besar dampaknya. Mungkin itu bisa bikin seseorang lebih percaya diri, lebih bahagia, atau bahkan mengubah hidup mereka sepenuhnya. Jangan ragu untuk memberi kata-kata yang membuat orang lain merasa dihargai dan diterima.
Aku percaya, kata-kata punya kekuatan lebih besar daripada yang kita kira. Kita hanya perlu belajar untuk menggunakannya dengan bijak. Dengan kata-kata, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik, dimulai dari diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Comments
Post a Comment