Why oh Why?

Source: https://id.pinterest.com/pin/3237030959101038/

Kadang, hidup tuh suka ngasih plot twist yang bikin kita bengong. Ada aja kejadian yang bikin kita mikir, “Kenapa sih ini semua harus terjadi?” Entah itu soal hubungan yang kandas, pertemanan yang berantakan, atau bahkan situasi yang nggak kita duga-duga. Kalau dipikir-pikir lagi, emang perlu ya kita tahu alasan di balik semuanya? Apa sih gunanya? Karena, let’s be real, yang lebih penting itu bukan why-nya, tapi what-nya. Apa dampaknya buat kita, dan apa yang bisa kita lakukan selanjutnya.


Jangan Terjebak di "Kenapa"

Pernah nggak kamu habis-habisan mikirin, "Kenapa dia ninggalin aku?," "Kenapa dia nggak pilih aku?," atau "Kenapa dia bisa sejahat itu?" Kalau iya, kamu nggak sendirian. Kita semua pernah ada di fase itu. Rasanya kayak, kalau kita tahu alasannya, mungkin luka hati ini bakal lebih gampang sembuh. Coba deh jujur sama diri sendiri, then what? Kalau udah tahu alasannya, apa itu akan bikin kita lebih baik?

Kadang, alasan di balik tindakan orang lain itu cuma refleksi dari diri mereka, bukan diri kita. Kalau kita terus fixated sama why, kita jadi kehilangan energi untuk fokus ke diri sendiri. Padahal, yang lebih penting itu bukan alasan mereka, tapi gimana kita nge-handle situasi ini.


Fokus ke What

Instead of wasting your time mikirin kenapa, coba alihin fokus ke apa. Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu karena situasi itu? Apa perasaan yang muncul? Apa cerita yang kamu buat di kepala soal kejadian itu? Jangan sampai kita terlalu sibuk nyalahin diri sendiri atau ngerasa nggak cukup baik, cuma karena perilaku orang lain.

Misalnya, kalau ada yang ninggalin kamu tanpa alasan yang jelas, coba tanya ke diri sendiri, "Apa yang aku rasain sekarang?" Validasi perasaan kamu, karena apapun yang kamu rasain itu sah-sah aja. Marah, kecewa, sedih, atau bahkan lega, semuanya valid. Nggak perlu izin dari siapa-siapa buat ngerasain itu.


Stop Overthinking

Sering kali, kita mikir kalau kita bisa ngerti kenapa orang lain berbuat sesuatu, kita akan punya kontrol lebih. Tapi kenyataannya, terlalu banyak mikir malah bikin kita capek sendiri. Apalagi kalau ujung-ujungnya kita cuma nebak-nebak tanpa kepastian. Analisa berlebihan itu nggak akan bikin luka hati sembuh lebih cepat, malah bisa bikin makin susah move on.

Source: https://id.pinterest.com/pin/60165345015326408/

Jadi, daripada terus-terusan nyari alasan atau jawaban dari mereka, kenapa nggak kita fokus aja ke hal yang bisa kita kontrol? Yaitu, diri kita sendiri.


Take Your Power Back

Ketika kita berhenti mikirin kenapa dan mulai fokus ke apa yang bisa kita lakuin sekarang, itu artinya kita lagi ngambil power kita kembali. Kita punya kontrol penuh atas gimana kita mau merespon situasi ini. Jadi, apa langkah yang bisa kita ambil buat maju?

  1. Beri waktu untuk merasa: Jangan buru-buru bilang ke diri sendiri kalau kamu harus baik-baik aja. Kamu manusia, bukan robot. Rasain dulu semua emosinya. Kalau perlu nangis, nangis aja. Kalau mau cerita, cari temen atau support system yang bisa dengerin tanpa nge-judge. Healing butuh waktu, dan itu normal.
  2. Refleksi, tapi jangan overthinking: Daripada terus bertanya kenapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan, coba tanyakan ke diri sendiri, "Apa yang aku pelajari dari kejadian ini?" Mungkin kita belajar lebih tegas, lebih menghargai diri sendiri, atau lebih selektif dalam memilih siapa yang kita kasih akses ke hidup kita.
  3. Set Goals Baru: Setelah refleksi, pikirkan apa yang bisa kita lakukan buat bikin diri kita lebih baik. Mungkin mulai dari hal kecil, kayak olahraga, belajar hal baru, atau fokus ke karier. Pelan-pelan aja, yang penting terus bergerak ke depan.
  4. Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri: Perilaku orang lain itu bukan tanggung jawab kita, jadi nggak ada gunanya kita menyalahkan diri sendiri. Kalau mereka nggak bisa menghargai kita, itu urusan mereka, bukan kita.


Reminder: Validasi Itu Datangnya dari Dalam

Kita sering banget nyari validasi dari luar. Padahal, perasaan kita itu valid tanpa harus ada orang lain yang ngomong, "Iya kok, kamu bener." Kamu  nggak butuh alasan dari orang lain buat bikin perasaan kamu "sah." Yang perlu kamu tahu, apa yang kamu rasain itu nyata dan penting.

Dan yang paling penting, jangan biarkan perilaku orang lain mendefinisikan nilai diri kita. Kamu lebih dari cukup, apa adanya kamu.


Move Forward with Grace

Hidup ini nggak selalu adil, dan kadang kita nggak akan pernah dapat jawaban dari semua pertanyaan kita. Tapi itu nggak apa-apa. Yang penting, kita tetap berusaha untuk maju. Fokus ke hal-hal yang bisa bikin kita bahagia, belajar dari pengalaman, dan terus melangkah ke depan.

Kadang, melepaskan itu bukan berarti menyerah, tapi justru langkah paling berani yang bisa kita ambil. Melepaskan semua kenapa, semua asumsi, dan semua harapan yang nggak kesampaian bikin kita lebih ringan buat fokus ke apa yang beneran penting: diri kita sendiri.

Source: https://id.pinterest.com/pin/70437488089315/

Saat kita berhenti ngotot pengen tahu alasan yang mungkin nggak pernah kita dapat, kita kasih ruang buat diri kita tumbuh. Letting go itu kayak ngapus file lama di hard drive, rasanya lega, bikin space baru, dan akhirnya bisa ngejalanin hidup tanpa beban yang nggak perlu. Jadi, jangan takut buat bilang ke diri sendiri, "It’s time to move on. I deserve better." Karena fokus ke apa yang bisa kita lakukan hari ini jauh lebih berarti daripada terus-terusan terjebak di masa lalu.

Pada akhirnya, the why doesn’t really matter. Yang penting adalah apa yang kita pilih untuk lakukan sekarang. So, take your power back, and move forward with grace. Kamu pantas untuk bahagia, dan kamu punya kendali penuh atas gimana cara kamu meraihnya. Keep going, kamu pasti bisa!

 

Comments