![]() |
| Acara UN Women Indonesia Peringatan 25 Tahun Resolusi PBB 1325 (Source: Dokumentasi Pribadi) |
Beberapa waktu lalu, aku berkesempatan nonton film dokumenter yang diadain UN Women Indonesia, dengan dukungan Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA) dan Pemerintah Belanda.
Acara ini dalam rangka merayakan 25 tahun Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325. Setelah nonton filmnya, aku langsung kepikiran,
“Wow, ternyata peran perempuan itu memang krusial banget dalam perdamaian dan keamanan.”
Filmnya fokus ke empat perempuan luar biasa dari Sulawesi Tengah. Mereka nggak cuma aktif bantu komunitas bangkit lagi pasca konflik, tapi juga melestarikan kearifan lokal yang sudah ada dari nenek moyang mereka.
Buat kamu yang penasaran, film ini sudah bisa ditonton di YouTube UN Women Asia and the Pacific.
![]() |
| Buku Harapan Baru (Source: Dokumentasi Pribadi) |
Resolusi PBB 1325 lahir pada tahun 2000. Singkatnya, konflik itu dampaknya berbeda bagi perempuan juga anak perempuan, dan perempuan nggak cuma jadi korban. Mereka bisa jadi agen perubahan, mencegah konflik, membangun perdamaian, dan memulihkan komunitas.
Resolusi ini juga mendorong perempuan untuk ikut ambil keputusan, dilindungi dari kekerasan, dan terlibat dalam pemulihan pasca krisis.
Rukmini Paata Toheke: Kebangkitan Tina Ngata di Toro
Rukmini Paata Toheke memakai hiasan kepala manik-manik khas suku Kulawi Moma. Ia memimpin kebangkitan budaya di Desa Toro. Dulu, ada Tina Ngata, yaitu pemimpin perempuan tradisional, tapi perannya hilang karena kolonial. Rukmini ingin menghidupkan peran itu kembali.
![]() |
| Rukmini Paata Toheke bersiap mengenakan pakaian adat menjelang festival Lore Lindu (Source: Buku Harapan Baru) |
Selama tujuh tahun, Rukmini berdiskusi dengan tetua desa dan telusuri sejarah leluhur. Akhirnya, peran itu bisa dihidupkan lagi secara resmi. Tujuannya untuk menghormati warisan budaya dan membuat perempuan di komunitasnya lebih berdaya.
Rukmini juga perjuangin hukum waris yang lebih adil untuk perempuan, memimpin pembangunan rumah tradisional, dan mengajarkan nilai budaya ke generasi muda.
Selain itu, ia aktif di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi, menyesuaikan kearifan lokal agar tetap relevan dengan tantangan zaman sekarang, seperti ketahanan pangan dan kesiapsiagaan bencana.
Gempa 2018 menjadi pelajaran penting. Cadangan pangan yang kuat membuat masyarakat nggak cuma bertahan, tapi juga bisa membantu sekitarnya.
Pesan Rukmini ke perempuan muda:
“Pertahankan martabatmu, jalankan peranmu dalam menjaga perdamaian dan bumi, dan selalu jaga kearifan leluhur.”
Martince Baleona: Bantuan & Pemulihan Poso
Martince Baleona dari Desa Lape, Poso, fokus ke bantuan dan pemulihan. Ia berperan sebagai koordinator di Institut Mosintuwu, mengurus program permakultur dan sekolah perempuan guna memperkuat ketahanan pangan pasca konflik.
![]() |
| Martince Baleona saat lokakarya permakultur di Desa Lape (Source: Buku Harapan Baru) |
Pengalamannya sebagai korban kerusuhan tahun 2000 bikin Martince semangat membangun dialog lintas agama dan budaya, dan memulihkan solidaritas masyarakat yang sempat terpecah.
Melalui pelatihan pertanian berkelanjutan, perempuan-perempuan belajar menanam sayuran, membuat kompos, sampai bikin produk bernilai jual. Ketahanan pangan dan ekonomi ini jadi fondasi stabilitas komunitas.
Martince bilang, kerja sama perempuan dari berbagai latar belakang bukan cuma untuk bertahan hidup, tapi juga membangun kepercayaan dan mencegah konflik terulang.
Pesannya:
“Mari lindungi tanah, air, dan hutan, yang menjadi sumber kehidupan manusia.”
Nurlaela Lamasitudju: Memulihkan Trauma & Membuka Jalan Perdamaian
Nurlaela “Ela” Lamasitudju dari Buyu Katedo, Poso, merasakan langsung dampak kekerasan konflik 2001 yang meninggalkan trauma yang sangat dalam.
![]() |
| Nurlaela Lamasitudju membantu Masria Toana membuat keripik pisang (Source: Buku Harapan Baru) |
Sebagai Direktur Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Sulawesi Tengah, Ela membangun Rumah Belajar Poso bersama AJAR untuk membantu korban konflik.
Di Rumah Belajar, ada kelompok bermain anak-anak, sesi pemberdayaan perempuan, sampai pelatihan pertanian dan ekonomi. Ela juga memfasilitasi dialog antar komunitas, membangun kepercayaan, dan memperkuat jaringan perempuan lintas agama.
Ela percaya, perempuan yang diberdayakan membuat keluarga lebih kuat dan komunitas lebih damai.
Pesannya ke perempuan:
“Temukan kualitas terbaik dari dirimu, dan jadilah diri itu. Temukan kenyamanan dalam batinmu, dan tersenyumlah. Temukan kekuatan dalam nadimu, dan jadilah suluh untuk perdamaian.”
Fitrah: Perempuan Aktif Saat Bencana
Fitrah dari Sigi memimpin perempuan saat gempa dan tsunami pada tahun 2018, yang membuat ribuan orang harus mengungsi. Ia membangun tenda ramah perempuan untuk memberi perlindungan, ruang belajar, dan solidaritas untuk perempuan dan anak-anak.
![]() |
| Fitrah memfasilitasi lokakarya di kamp pengungsian Sibalaya Utara, Sigi (Spurce: Buku Harapan Baru) |
Dari situ, Fitrah sadar kalau bencana berdampak berbeda bagi laki-laki dan perempuan, dan perempuan butuh ruang untuk bersuara.
Fitrah menjadi anggota Badan Perwakilan Desa termuda, mengadvokasi hak perempuan dan anak-anak, menangani kasus kekerasan, mencegah pernikahan dini, dan membimbing masyarakat menuju kesetaraan.
Ia aktif mengadakan lokakarya dan mendampingi korban kekerasan, menunjukkan kalau kepemimpinan perempuan penting bagi masyarakat tangguh dan inklusif.
Pesannya:
“Tetap jadi diri sendiri, berani bersuara, dan pantang menyerah.”
Dari kisah empat perempuan ini, kelihatan sekali kalau perdamaian itu nggak cuma tentang resolusi atau kebijakan formal, tapi aksi nyata di akar rumput.
Mulai dari kebangkitan budaya, pemulihan pasca konflik dan bencana, dialog lintas agama, sampai kepemimpinan formal di desa, perempuan di Sulawesi Tengah bukti bahwa keberanian, kebijaksanaan, dan solidaritas dapat membuat masa depan lebih damai dan inklusif.
Pelajaran yang aku dapat: jadi perempuan itu memang nggak mudah, tapi kalau kita bersatu, semua terasa lebih ringan. Ini baru kisah perempuan di satu daerah, Sulawesi Tengah.
Bayangin perempuan di daerah lain di Indonesia, atau di daerah konflik seperti Palestina. Semoga perdamaian dan keamanan dapat tercipta diseluruh penjuru dunia.






Comments
Post a Comment