Break The Beauty Standards

Source: https://crimsonnewsmagazine.org/48243/opinion/beauty-standards-are-not-beautiful/

Yuk, Stop Tuntut Kesempurnaan!

Capek nggak sih selalu diharuskan terlihat seperti apa yang dianggap sempurna oleh orang lain? Kayak, come on, kita semua kan cuma manusia biasa yang pasti punya kekurangan. Apalagi kalau soal fisik, yang notabene udah bawaan dari lahir. Percaya deh, apa yang Tuhan kasih ke kita itu udah yang terbaik. Selain itu, faktor genetik juga berperan besar, jadi nggak ada tuh ceritanya kita bisa request "mau hidung mancung" atau "mau kulit glowing" sebelum lahir. Jadi, kalau masih ada yang suka bercandain soal fisik orang lain, hellooo, plis banget edukasi dirimu dulu ya.

Aku pernah angkat topik ini waktu belajar public speaking di John Robert Powers. Dari situ, aku jadi tahu kalau banyak teman-teman yang ternyata ngerasa nggak nyaman kalau fisik mereka dijadiin bahan bercandaan atau komentar nggak penting. Yang lebih menarik, masalah beauty standards ini nggak cuma berlaku buat cewek, tapi juga buat cowok. Tekanannya sama-sama nyata, dan dampaknya pun nggak main-main.


Standar Cantik dan Ganteng Itu Overrated

Ngomongin standar kecantikan buat cewek, sering banget kita dengar kalau cantik itu harus putih, tinggi, kurus, rambut panjang, dan flawless. Masih ada lagi yang mau nambahin? Kadang, tuntutan ini tuh nggak masuk akal. Masa semua "checklist" itu harus ada di satu orang? Padahal, setiap orang kan unik dan punya daya tarik masing-masing.

Source: https://id.pinterest.com/pin/834432637244902707/

Sebenernya, standar itu nggak sepenuhnya buruk kalau batasannya wajar. Misalnya, ngerawat diri biar kelihatan segar dan sehat untuk diri sendiri. Tapi, kenyataannya beauty standards sering kali jadi racun. Efek negatifnya? Banyak banget. Dampaknya bisa bikin insecure, overthinking, sampai masalah mental kayak eating disorder, body dysmorphia, bahkan suicidal thoughts. Serem, kan?

Yang lebih bikin miris, korban utama dari tekanan ini adalah remaja. Media sosial dan iklan sering banget ngejual "kesempurnaan" yang sebenernya palsu. Foto-foto yang kita lihat itu udah lewat proses editing, lighting yang pas, dan angle foto yang bikin semuanya terlihat flawless. Realitanya? Nobody wakes up like that.


Little Did We Know

Sering banget kita nggak tahu, nggak sadar kalau apa yang kita lihat di luar hanyalah sebagian kecil dari cerita hidup seseorang. Misalnya, seseorang yang tubuhnya lebih gemuk dari standar yang ada, bukan berarti mereka malas atau nggak peduli dengan penampilan. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kondisi tubuh seseorang, termasuk kondisi medis. Beberapa orang mungkin harus mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping meningkatkan berat badan, atau mungkin mereka sedang berjuang melawan penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh mereka. Little did we know, mereka mungkin menjalani perjuangan yang nggak pernah kita bayangkan sebelumnya. Jadi, ketika kita nge-body shame seseorang, kita nggak cuma menyakiti perasaan mereka, tapi juga meremehkan perjuangan mereka.


Langkah Kecil, Dampak Besar

Tapi ada kabar baik, kok. Beberapa brand mulai sadar dan ngajak kita buat ngeubah standar kecantikan yang usang. Contohnya, Savage X Fenty, brand lingerie-nya Rihanna. Mereka hire model dengan berbagai bentuk tubuh, dari yang petite sampai plus size. Guess what? Produk mereka laris manis. Kenapa? Karena mereka realistis dan bikin semua orang merasa terwakili.

Savage X Fenty nggak cuma menjual produk, tapi juga pesan positif buat semua orang, bahwa kecantikan itu nggak terbatas pada satu bentuk tubuh aja. Di runway mereka, kamu bisa lihat model dengan warna kulit, ukuran, dan bentuk tubuh yang berbeda-beda. Hal ini bikin semua orang merasa kalau mereka juga layak dan cukup. Pesan ini powerful banget, terutama buat generasi muda yang sering ngerasa nggak cukup baik karena standar kecantikan yang nggak realistis.

Terus, ada Victoria’s Secret yang akhirnya mulai menampilkan model dengan badan normal dan sehat. Meski banyak pro dan kontra, langkah ini tuh udah keren banget. Langkah kecil kayak gini bisa bikin perubahan besar di industri kecantikan, sekaligus nge-edukasi masyarakat kalau standar kecantikan itu nggak bisa disamaratakan.


Media Sosial dan Filter

Nggak bisa dipungkiri, media sosial punya pengaruh besar banget dalam membentuk standar kecantikan. Filter-filter yang bikin kulit jadi flawless atau badan jadi lebih ramping sering banget bikin orang lupa sama realita. Padahal, apa yang kita lihat di layar nggak selalu menggambarkan kenyataan. Banyak influencer dan selebriti yang udah mulai buka suara soal ini, bahkan ada yang berani nunjukin foto mereka tanpa editan untuk mengingatkan kita bahwa semua orang punya "flaws," dan itu normal.

Sayangnya, nggak semua orang cukup kuat buat menghadapi tekanan ini. Banyak yang akhirnya merasa harus terus-terusan "mengejar" standar kecantikan yang nggak realistis itu. Kalau kayak gini terus, siapa yang akan kasih ruang buat diri kita jadi diri sendiri?


The Standard is Changed

Kita harus mulai mengingatkan diri sendiri kalau cantik atau ganteng itu nggak melulu soal fisik. Inner beauty, mindset yang positif, self-confidence, kindness, dan gimana kita menghargai diri sendiri jauh lebih penting. Yuk, berhenti menghakimi fisik orang lain dan fokus untuk jadi versi terbaik diri kita masing-masing.

Selain itu, peran kita semua untuk ikut serta dalam perubahan ini sangat penting. Mulai dari hal kecil kayak nge-support temen yang lagi insecure, berhenti nge-body shame orang lain, atau bahkan speak up kalau ada yang ngerasa ditekan sama standar kecantikan yang nggak masuk akal.

Buat kamu yang masih struggle dengan beauty standards, inget ya, kamu nggak sendiri. Kamu cantik, ganteng, dan berharga apa adanya. Jangan biarin opini orang lain nentuin self-worth kamu. Dunia ini luas, standar itu banyak, jadi be proud of who you are.

Semoga ke depannya makin banyak orang yang sadar dan mulai menyuarakan perubahan ini. Let’s break the toxic beauty standards! dan bikin dunia jadi tempat yang lebih nyaman buat semua orang. Karena pada akhirnya, cantik dan ganteng itu nggak butuh validasi dari siapa pun. You do you, and that’s enough!

Comments

  1. what a beautiful article! sungguh sangat menguatkan daku yang wanita suka mengeluh ini.. kita cantik semuanya dengan berbagai hal yang sudah dianugerahkan yang diatas yaaa

    ReplyDelete

Post a Comment