From Flat to Fab: Blog Makeover 101

Source: https://id.pinterest.com/pin/703546773078626570/

12 Juni 2025, aku ikutan workshop online bareng Komunitas ISB dan Mbak Tuty Queen. Temanya “Level Up Your Blog with Visual Communication.” Jujur, pas lihat judulnya aku sempat mikir, “Oke, this might be out of my zone.” Karena ya, aku bukan anak desain. Canva aja biasanya cuma aku buka buat bikin kartu ucapan atau presentasi dadakan.

Tapi ternyata, makin aku dengerin, makin kerasa, ini bukan tentang jadi expert desainer, tapi tentang gimana bikin blog kita bicara lewat visual, bukan cuma lewat kata-kata. Visual itu bukan hanya tempelan estetik. Mereka bisa bantu tulisan kita lebih hidup, lebih mudah dicerna, dan lebih stand out.


“Let the visuals do the talking”

Mbak Tuty Queen, seorang blogger, digital creator, dan juga canvasador membuka sesi dengan satu kalimat yang langsung nyangkut di kepala: “Let the visuals do the talking.”

Katanya, visual itu bukan pelengkap. Justru kadang visual adalah jembatan pertama yang bikin orang mau ‘dengerin’ tulisan kita. Sebelum pembaca baca satu paragraf pun, mata mereka udah bikin keputusan: stay atau skip.

Nah, visual ini yang bantu narik mereka supaya mau stay. Sering kali, satu elemen visual yang menarik bisa jadi alasan kenapa orang akhirnya betah scroll sampai habis. Aku jadi mikir ulang tentang blog-ku sendiri. 

Selama ini, aku fokus banget di konten tulisan, paragraf, diksi, struktur cerita, tapi jarang banget mikirin tampilan visualnya. Paling ya tempel gambar pendukung, itupun seadanya. Padahal, ternyata visual bisa jadi penguat cerita, bahkan penyampai pesan yang nggak bisa disampaikan lewat teks.


Blog Itu Ibarat Manusia, Butuh Style yang Nyambung Sama Isinya

Aku bayangin blog itu kayak manusia. Gaya visualnya adalah outfit-nya. Coba pikirin: kamu mau ketemu orang penting, tapi datang pakai baju seadanya. Rasanya kurang sreg kan? Nah, blog juga gitu. Kalau isinya deep dan thoughtful tapi tampilannya kayak template bawaan tahun 2010, ya jadi nggak seimbang.

Visual itu bukan buat gaya-gayaan, tapi buat bicara sebelum kata-kata bekerja. Biar pembaca ngerasa, "Eh, ini blog yang aku banget nih," bahkan sebelum mereka klik judul tulisannya.

Dan yang paling penting: style visual ini harus nyambung sama isinya. Kalau isinya fun, tampilannya juga harus playful. Kalau isinya serius dan mendalam, tampilannya pun harus reflektif dan tenang.

Materi Workshop 

Padu Padan Warna: OOTD-nya Blog

Bagian pertama yang dibahas adalah soal warna. Jujur, ini eye-opener banget buat aku. Warna itu kayak OOTD. Harus harmonis biar karakter blog kamu kelihatan. 

Di Canva, kita bisa pakai color palettes, color wheel, color picker, apply colors to page, dan copy style buat nyocokin warna antar elemen. Misalnya kamu mau blog yang vibes-nya calm dan earthy, ya pakai earth tone kayak coklat muda, hijau olive, beige. Kalau blog-nya fun dan ringan, pakai warna-warna pop atau pastel.

Dulu aku pikir pakai warna itu asal suka aja. Tapi ternyata tiap warna ada psikologinya. Kalau kamu konsisten, pembaca bisa langsung kenal gaya blog kamu hanya dari tampilan warnanya.

Warna-warna ini nggak cuma buat visual pleasing aja, tapi juga bisa ngasih sinyal ke pembaca soal apa yang bisa mereka expect dari blog kamu. Jadi kayak personal branding visual juga, kan?


Tipografi = Suara Blog Kamu

Setelah warna, kami bahas soal font alias tipografi. Ini juga seru.

Font itu ibarat suara. Formal? Pakai Merriweather atau Lora. Profesional? Montserrat, Open Sans. Fun? Poppins, Quicksand. Tapi jangan pakai lebih dari 2–3 jenis font dalam satu desain. Nanti kayak orang ngomong pakai tiga tone suara sekaligus, bingungin.

Soal kontras warna juga penting. Teks gelap di atas background terang, atau sebaliknya. Tujuannya: keterbacaan. Simple but crucial. Karena percuma kalau kontennya bagus tapi pembaca males baca gara-gara font-nya nggak enak dilihat atau terlalu kecil.

Mbak Tuty juga ngenalin efek-efek seperti: shadow, lift, dan outline untuk bikin judul menonjol. Tapi tetap inget: good design bukan yang rame, tapi yang nyambung dan fungsional.


Layout: Cara Blog Kamu ‘Ngobrol’ Lewat Tampilan

Layout itu semacam bahasa tubuh blog kamu. Mau yang rapi dan simetris kayak infografis edukatif? Atau yang dinamis dan asimetris ala moodboard kreatif? Semua bisa, asal tujuannya jelas dan sesuai dengan isi.

Canva kasih banyak pilihan layout, tapi jangan langsung pakai mentah-mentah. Ubah elemen, ganti warna, sesuaikan font, biar tetap ada personal touch dari kamu. Layout juga harus memudahkan pembaca untuk navigate isi blog kamu. Misalnya, mana bagian penting, mana yang jadi penekanan, mana yang bisa di-skip.


Shape Bukan Cuma Dekorasi

Nah ini favoritku. Mbak Tuty ngajarin kita pakai abstract shape di Canva buat bikin huruf, logo, bahkan elemen visual yang unik. Tinggal di-crop, di-rotate, dan dikasih warna sesuai branding blog kamu. Hasilnya? Bisa jadi icon khas yang kamu banget.

Aku langsung keinget ide buat desain header blog-ku nanti. Bukan hanya tempel foto, tapi beneran cerita secara visual.

Visual itu bahasa. Ia bisa menyampaikan rasa, energi, bahkan pesan sebelum pembaca sadar mereka lagi baca apa. Nggak harus jago desain, tapi kamu bisa belajar pelan-pelan, asal tahu tujuannya apa.

Workshop ini bikin aku lebih percaya diri untuk explore Canva lagi. Nggak cuma buat story repost atau template greetings card, tapi beneran jadi tools kreatif untuk nunjukin karakter blog-ku.

Kamu nggak harus jadi desainer untuk punya blog yang engaging. Cukup mau belajar, dan berani utak-atik. Karena kadang, hal kecil kayak ganti warna atau font bisa bikin pembaca stay lebih lama dan merasa lebih nyambung.

And that’s exactly what every blog deserves: a second look and a deeper read.

Comments