![]() |
Nevermore Academy Cabang Indonesia (Dok. Pribadi) |
Siapa sih yang nonton film atau series favorit trus tiba-tiba mikir, “Andai aku bisa masuk ke dunia itu”?
Kayaknya bukan cuma aku. Rasanya kayak mimpi jadi nyata waktu Netflix bawa Nevermore Academy ke Jakarta, sebuah instalasi yang langsung bikin kita masuk ke dunia Wednesday Addams secara nyata.
Ini bukan cuma fan service untuk memanjakan penggemar, tapi strategi cerdas Netflix untuk ngajak kita step inside the story.
Nevermore Academy Cabang Indonesia
Awalnya aku lihat cuplikan instalasi ini di media sosial. Jujur, kupikir itu event eksklusif untuk undangan khusus Netflix Indonesia. Tapi ternyata, terbuka juga untuk publik. Begitu tahu, langsung aku masukin ke agenda mingguan. Must visit, no debate.
Aku datang on the spot (walau sebenarnya mereka nyaranin daftar online dulu). Untungnya, waktu itu nggak terlalu ramai. Jadi bisa langsung masuk tanpa drama panjang.
First Step: Registrasi ala Murid Baru
Dari luar aja bangunannya sudah menarik dengan sentuhan gothic. Begitu masuk, aku sempat bengong. Step pertama adalah registrasi, isi nama, lalu dapat rapor ala murid beneran. Detail kecil ini bikin feel-nya autentik.
![]() |
Rapor Nevermore (Dok. Pribadi) |
Seakan-akan aku bukan cuma pengunjung, tapi benar-benar siswa baru di Nevermore.
Foto ID Card dengan Seragam Resmi
Lanjut ke sesi foto ID card. Kita pakai blazer khas murid Nevermore lengkap dengan emblem sekolah. Fotonya langsung dicetak, bisa dibawa pulang. Ini salah satu souvenir paling memorable dari sebuah event yang pernah aku datangi.
The Secret Library & The Snap Code
Menuju perpustakaan rahasia nggak semudah buka pintu biasa. Ada ritual: jentikkan jari dua kali. Begitu masuk, atmosfer langsung berubah. Rak buku tinggi, cahaya temaram, aura gothic yang dramatis.
![]() |
Nightshade Library (Dok. Pribadi) |
Tempat ini otomatis jadi spot foto favorit. Rasanya kayak ditarik masuk ke universe Wednesday, bukan cuma instalasi.
Dorm Room: Wednesday vs Enid
Next stop: dorm room. Genius banget idenya. Satu sisi ruangan adalah kamar Wednesday, dark, minimalis, dingin. Sisi lain adalah kamar Enid yang penuh warna, cheerful, playful.
![]() |
Kamar Wednesday & Enid (Dok. Pribadi) |
Kontrasnya jelas banget, tapi dua-duanya sama-sama bikin pengunjung auto keluarin kamera. Setiap detail props beneran terasa kayak di set asli series.
Archery Club Time
Experience terakhir: archery club. Pengunjung beneran bisa coba memanah di arena mini yang dibuat mirip klub ekskul Nevermore. Sentuhan ini bikin event terasa interaktif. Netflix nggak hanya ngajak kita melihat, tapi juga doing the act.
From Visitors to Unpaid Marketers
Di titik ini aku sadar: pengunjung nggak cuma lagi “datang ke event.” Mereka otomatis jadi unpaid marketers.
Setiap sudut instalasi memanggil untuk difoto, di-upload ke Instagram, di-share ke TikTok. Tanpa perlu disuruh, semua orang jadi bagian dari strategi promosi Netflix.
Efek FOMO (fear of missing out) jalan otomatis. Begitu lihat temen upload, orang lain jadi penasaran dan akhirnya ikut datang. Bahkan aku sempat lihat di media sosial, instalasi serupa juga ada di Australia. Netflix memang ngerti betul gimana bikin cerita mereka menyebar, bukan hanya lewat layar, tapi lewat real-life experience.
Why This Marketing Works (And Why I Love It)
Dulu, promosi film identik dengan poster, trailer, dan billboard. Sekarang? Itu nggak cukup. Brand butuh sesuatu yang bikin orang merasa jadi bagian dari cerita.
Strategi Netflix lewat Nevermore Academy Jakarta ini jelas bekerja karena:
- Personalized experience: pengunjung merasa punya peran langsung dalam cerita.
- Free marketing: konten promosi organik dari pengunjung yang rela upload tanpa dibayar.
- Emotional engagement: nuansa gothic Wednesday terbawa sampai pulang, meninggalkan kesan mendalam.
Netflix bukan satu-satunya yang main di ranah ini. Contoh lain: pameran Chronospira untuk film Sore: Istri dari Masa Depan. Bedanya, Chronospira lebih kontemplatif dan emosional, sementara Nevermore seru dengan interaksi yang intens.
![]() |
Pameran Chronospira - Film Sore: Istri dari Masa Depan (Dok. Pribadi) |
Keduanya membuktikan hal penting: kalau mau bikin penonton engaged, jangan cuma suruh mereka duduk menonton. Ajak mereka live the story.
Beyond the Screen: What This Means for the Future
Hari itu aku keluar dari Nevermore bukan lagi sekadar penonton Wednesday. I was one of the students.
Walaupun instalasi ini sudah selesai, keseruannya masih terasa sampai sekarang. Aku pribadi yakin, kalau Netflix atau brand entertainment lain bikin lagi event serupa, entah untuk season baru Wednesday, Stranger Things, atau series favorit lainnya, orang-orang pasti datang dengan antusias.
Karena di era sekarang, jadi bagian dari cerita jauh lebih memorable dibanding hanya melihatnya di layar. That’s the beauty of immersive marketing: it transforms us from passive viewers into active storytellers.
Honestly? I can’t wait for the next one.
Comments
Post a Comment